Pada kesempatan ini saya akan berbagi mengenai kewibawaan pendidikan, mari kita bahas sedikit.
1. Pengertian Kewibawaan (Gezag)
Gezag berasal dari kata zeggen
yang berarti “berkata”. Siapa yang “perkataannya” mempunyai kekuatan mengikat
terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang
itu.
Gezag atau kewibawaan itu ada
pada orang dewasa, terutama pada orang tua. Dapat kita katakan bahwa kewibawaan
yang ada pada orang tua (ayah dan ibu) itu adalah asli. Orang tua dengan
langsung mendapat tugas dari Tuhan untuk mendidik anak-anaknya. Orang tua atau
keluarga mendapat hak untuk mendidik anak-anaknya, suatu hak yang tidak dapat
dicabut, karena terikat oleh kewajiban. Hak dan kewajiban yang ada pada orang
tua itu keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan. Untuk jelasnya dapat penulis
kemukakan contoh dibawah ini.
Pada suatu sekolah ada seorang
guru yang bernama Bapak Budi yang sangat disegani oleh murid-muridnya. Mereka
(murid-murid) sangat takut dan patuh kepadanya. Setiap harinya, sebelum Pak
Budi masuk ke dalam kelas, murid-murid sudah duduk dengan tenang dan tertib
menantikan Pak Budi itu mengajar. Semua perintah dan larangannya serta
nasihatnya yang diberikan kepada murid-muridnya, diturut dan dipatuhi oleh
anak-anaknya. Anak-anak hormat kepadanya. Sebaliknya dengan Bapak Salim yang
ada di sekolah itu. Ia kurang disegani anak-anak muridnya. Setiap pak Salim
mengajar, anak-anak ada saja yang selalu membuat ribut dalam kelas, sehingga
kelas menjadi ribut. Peringatan-peringatan dan nasihat-nasihat yang
diberikannya tidak atau kurang dihiraukannya oleh murid-muridnya. Anak-anak
tidak merasa segan atau patuh kepadanya. Perintah-perintah atau tugas-tugas
yang diberikannya, sering kalau tidak dikerjakan oleh murid-muridnya. Karena
itu pak Salim seringkali marah dan menghukum anak dalam kelas. 8
Tetapi anak itu bukan
semakin patuh atau menurut kepadanya, bahkan sebaliknya. Anak-anak mau
mengerjakan apa yang diperintahkannya karena mereka takut; jadi bukan karena
insaf atau percaya kepadanya.
Dari contoh di atas dapat kita mengatakan, bahwa
Bapak Budi lebih berwibawa, lebih mempunyai kewibawaan atau gezag daripada
Bapak Salim. Anak-anak lebih patuh dan lebih segan terhadap Bapak Budi. Segala
sesuatu yang diperintahkan atau dinasihatkan ataupun diperingatkan oleh Bapak
Budi, lebih meresap dan lebih mudah serta dengan senang menjalankan daripada
Bapak Salim. Atau dengan kata lain: pengaruh yang ditimbulkan oleh Bapak Budi
lebih dipatuhi oleh anak-anak.
Untuk lebih jelasnya silahkan Download Makalah Kewibawaan pendidikan DISINI
Post a Comment